Thursday, October 14, 2021

 

Kenanga yang Kau utus

(11 Mei 2021- untuk Matias)

Kukenang harimu

bunga kembara mengarungi selat sunda

lalu berkelana menyusuri gang-gang kota,

jalanan setapak, dan titian Musi

Di pagi buta

kuncupmu hijau, pipih, lembut

segar, dan wangimu merona di antara

bunga-bunga

digenggamnya sepotong doa dari

tanah leluhur

di keningnya masih merona tanda berkah nan perkasa 

dari Mak Ijah dan Mbah Dul.

Tiada jera kenanga membagi kisah-kisah

penuh cinta dan harapan

bagi kekasih jiwanya


Daunmu yang rapuh menguning senja

namun memancar cahaya nan suci

berpendarlah di fajar pagi,

sejukkanlah di terik cahaya,

dan meronalah di senja kala

menyongsong gemerlap bintang angkasa.

 

Kenanga t’lah melunaskan tugasnya

mengharumi cakrawala

Tetaplah mewangi kenanga

bunga para kudus swarga

Sejukkan kuncup-kuncup nan menghijau

Di tamanmu.

 

Jakarta-

Sunday, January 3, 2021

 Pevirus


januari baru tiba

lelah menyusuri timbunan jelaga


tergagap

menyalakan unggun binar hati

mengayuh kano melewati danau

menerjang rimbun eceng rawa

menyusuri jam malam yang cemarut

menerobos relung-relung jendela

mendaras untaian doa


O, cakrawala jingga selimuti malam ini

biar kutilang menyanyi esok pagi.


januari 3, 2021

Tuesday, October 31, 2017

Singgahlah


Sudah lama aku tak singgah di sini
beranda tua peninggalan kakekku
masih seperti dulu
sederhana tak banyak benda
masih ada tikar kusam

duduklah di sana
adem dan tenteram

Canda anak anak tak ada
mereka sudah dewasa
dan mengembara di kota kota

Jika sore tiba
cakrawala masih merona di depan sana
tataplah
kerna cahaya keemasan kan merasuki dada
reguklah hangatnya
menyambut malam yang segera tiba

Daraskanlah doa doa
sebagai hiasan yang kan tetap tertempel
di dinding dinding bata

jika matamu masih menyala
dan telingamu masih terbuka
dengarkanlah sayupnya lagu keroncong kesayangan kita.

November 2017

Thursday, July 27, 2017

Wajah

Datang dari desa Truno mengontel sepeda
menyusuri pematang kering
keringatnya mengaliri kalenan
menyuburi palawija
membanjiri pasar pasar kota

pekerja ia
sungguh pekerja
gaji tak dicarinya
emas tak menggiurnya
bukan bercanda ia
walau bercanda kesenangannya

legam kulitnya
pun tak tampan ia
bahkan kerempeng tubuhnya
namun merah putih nadinya

orang mengenalnya yang sahaja
merunduk tak tengadah
embun pualam di matanya
menyejukkan jiwa

singgah di gubuk gubuk tua
anak anak memburunya
dirogohnya kantong di celana
waktu meninggalkannya
wajahnya menghiasi dinding dinding kota

Saturday, October 26, 2013

Sorak

Aku sering kurang suka
suara-suara yang datang malam-malam
menotok-notok jendela
menggedor daun telinga
dan menghantam perutku
Wuaarrchkckakkkkck!!!

Hutan sorak mengepung
mengorek-ngorek labirin pualam
memecah rindu yang mengalir dalam nadi

Aku makin tahu
sorak di dadaku yang hening
suara sayup kabut
embun mega angkasa
dalam bintang-bintang malam.

duduk bercengkerama
dalam rumah rindu
menanti ufuk timur merona

Monday, January 7, 2013

Hening

kupasang daun telinga lebih lebar
karena ingin kudengar nyanyian rindu
atau gumam cicak di sudut kamar

labirin merangkak hingga keluar cendela
tak ada jua suara

nyenyet dan adem
karena hujan selepas senja
menyentuh relung-relung malam
melelapkan sepi

biarkan bintang di luar sana
tetap menyala sampai pagi
menemani mimpi-mimpi


Jakarta, 7 Januari 2013

Thursday, November 29, 2012

Lampu-lampu

pendar cahaya dari balik dedahan
singgah ke bulu mata
berlari menghunjam ke tengah corona
menderai air mata
melelehi kerut merut pelipisnya yang kian renta
menetes dalam hening

tanah yang basah
adakah hatinya lebih subur?

fajarnya di timur sejak semula
dan tidurnya di barat dari dulu kala

cahaya maha cahaya
tak kuasa lagi mata ini
menatap nur alam raya

lilin-lilin pendoa
obor perempuan-perempuan desa
kunang-kunang di padang sabana
lampu-lampu menyala
menemani langkah menapaki jalanan kota.

(29 November 2012)
 

  Kenanga yang Kau utus (11 Mei 2021- untuk Matias) Kukenang harimu bunga kembara mengarungi selat sunda lalu berkelana menyusuri ga...